Langsung ke konten utama

Figur rock star papan atas tentu memiliki sekelumit kisah menarik. Tak jarang berbagai cerita menarik mereka turut diangkat ke dalam sebuah literatur. Umumnya, deretan kisah yang belum terekspos media tersebut jadi santapan para penggemarnya. Seperti halnya salah satu gitaris handal belantika rock, Angus Young yang baru-baru ini meluncurkan sebuah buku biografi.

Buku berjudul High Voltage: The Life Of Angus Young itu jadi buku pertama bagi Young. Sekelumit kisah-kisah Young semasa menakhodai AC/DC itu ditulis detail oleh Jeff Apter. Perjalanan panjang pria asal Australia itu saat menggebrak industri musik internasional juga dipaparkan secara mendalam oleh Apter. Buku tersebut mulai dipasarkan serentak pada 28 Agustus kemarin via penerbit Nero. Apter sendiri mendeskripsikan buku karangannya itu sebagai media pengantar yang baik untuk mengenal lebih dekat sosok Angus Young.
Dilansir melalui wawancara di The Courier, Apter memberikan komentarnya terkait buku biografi Angus Young.
“Dia takkan duduk di sana dan berkotbah tentang keseriusan dan kualitas rock and roll. Hal itu tidak mencerminkan dirinya. Ia lebih suka langsung ‘menghajar’ gitarnya. Jadi meski kau mendapatkan akses ke dirinya, aku rasa kau tak akan mendapat banyak kisah darinya, sejujurnya. Ini bukan tentang dirinya,” ujarnya.
“Ia terlihat seperti orang tua. Namun ketika ia memainkan gitarnya serta mengenakan seragam sekolah, sesuatu pun terjadi. Tiba-tiba ia bertransformasi. Dia mengatakan bahwa seragam tersebut memberinya kebebasan untuk menjadi karakter yang berbeda, untuk tak menjadi Angus Young, tapi untuk menjadi orang lain sepenuhnya,” sambung Apter.
“Di belakang panggung, ia sedikit introvert. Dia tak minum alkohol, bahkan dia tak menggunakan obat-obatan. Kegemaran favoritnya adalah teko teh yang dia minum setelah pertunjukan untuk mencegah dehidrasi. Ia juga tak suka berpergian. Dia menghilang menuju ke kamar hotelnya lepas pertunjukan. Dia juga telah menikah dengan wanita yang sama selama tiga puluh lima tahun,” tandasnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sabtu (19/6) lalu adalah hari yang bersejarah banget untuk para personil  Green Day . Pasalnya trio  Billie Joe Amstrong  (vokal, gitar), Tre Cool (drum) dan Mike Dirnt (bass) menjalani konser terbesar yang pernah mereka lakukan sepanjang perjalanan karir  Green day  selama 20 tahun bermusik. Selama 2 jam 50 menit mereka terus menempa Stadion Wembley dengan lagu-lagu mereka yang tergabung dari keseluruhan album yang juga diwarnai oleh kembang api yang meriah. Nggak hanya itu, selain sederetan lagu seperti 21st Century Breakdown, Know Your Enemy, East Jesus Nowhere, Holiday, Boulevard Of Broken Dreams, Nice Guys Finish Last, Burnout, Welcome To Paradise. When I Come Around dan beberapa lagu andalan lainnya, Billie Joe cs juga sempat memainkan medley dari cover lagu Iron Man dari Black Sabbath, Sweet Child O' Mine dari Guns N' Roses dan Highway To Hell dari AC/DC. Kereeen! "Ini adalah konser terbesar yang pernah kami mainkan selama  Green Day berdiri. Dan past
Tak mungkin Anda tak mengenal Queen. Band asal Inggris yang digawangi oleh Freddie Mercury, Brian May, Roger Taylor, dan John Deacon ini pernah menjadi salah satu band paling digemari di dunia. Menguasai blantika musik dunia pada era 1970-an, namanya setara dengan sejumlah legenda rock n' roll lainnya seperti The Beatles dan Elvis Presley. Band dengan musikalitas tinggi ini berhasil meramu musik dari berbagai genre musik, menjadikan Queen sebuah band lawas yang wajib disukai oleh semua generasi. Sejumlah musisi Tanah Air ternama seperti Dhani Ahmad pun tak luput dari pengaruh Queen dalam berkarya. Berikut adalah enam lagu Queen terpopuler sepanjang masa versi  Liputan6.com  yang mungkin bisa masuk ke dalam playlist nostalgia Anda, dirangkum dari berbagai sumber. 2 dari 7 halaman 6. I Want To Break Free Queen akan rilis lagu baru untuk memerangi AIDS. 6. I Want To Break Free I Want To Break Free  ditulis oleh sang basis James Deacon, lagu ini rilis tahu
Sebagai legenda, Queen memiliki banyak faktor sehingga kedigdayaannya diakui dunia. Salah satu keunikan band asal Inggris ini adalah peran Brian May melukis warna musik Queen jadi penuh ciri dan berkaratker kuat. Keistimewaan sound yang dihasilkan Brian May berasal dari gitar istimewa miliknya, yang dinamai "The Red Special". Mengapa istimewa? Jelas, ketika gitaris rock seangkatannya begitu membanggakan produk pabrikan seperti Gibson (Jimmy Page-Led Zeppelin), atau Fender (R. Blackmore-Deep Purple, Jimmy Hendrix, Eric Clapton, dll), Brian May malah membangun gitarnya sendiri, benar-benar full custom.   Wajar saja bila Sammy Hagar, vokalis Van Halen berucap, "I thought Queen were really innovative and made some great sounding records.. I like the rockin' stuff. I think Brian May has one of the great guitar tones on the planet, and I really, really love his guitar work." Fakta apa saja seputar gitar istimewa Brian May? Gitarnya tersebut di